Jumat, 31 Maret 2017

Nosalia Poboti

Silahkan bagikan :
۞ السَّــــــلاَمُ عَلَيْــــــكُمْ وَرَحْمَــةُ اللــــهِ وَبَرَكَاتُــــــــــهُ ۞
۞ بســـــــــــــم اللّـــه الرّحمٰن الرّحيـــــــــــــم ۞
-------------------------------------------------------------

 

Nosalia berarti pesta, adalah tempat berkumpulnya masyarakat di suatu tempat (biasa di suatu rumah) dimana berlangsung acara yang mengundang keluarga atau handai taulan untuk turut meramaikannya. Kata nosalia digunakan oleh suku Kaili berdialek rai, dengan demikian nosalia poboti berarti pesta perkawinan. Bagi suku Kaili yang berdialek Ledo dan tara, pesta perkawinan disebut nosusa karena dimaknai bahwa menjadi tuan rumah bagi suatu pesta pernikahan merupakan pekerjaan yang merepotkan/ menyusahkan.

         Peran (role) sering dikaji dalam sosiologi, dalam mengamati keberadaan seseorang atau institusi dalam masyarakat . Konsep peran sangat penting untuk dikaji, seperti peran pemimpin dalam lingkup organisasi yang digelutinya, peran nelayan dalam kehidupan sosial ekonomi, peran LSM dalam membantu masyarakat, termasuk peran perempuan dalam masyarakat (termasuk bagaimana masyarakat membentuk peran untuk dilakoni perempuan).

          Peran perempuan dalam pandangan masyarakat cenderung melihat bahwa peran perempuan idealnya berada pada ranah  domestik dan seakan menjadi kemutlakan, yaitu mengurus rumah tangga, mengurus anak dan suami, sehingga ada istilah tugas perempuan adalah seputar 3UR : kasur, dapur, dan sumur. Menjadi kebutuhan zaman bahwa saat ini peran perempuan juga dituntut dapat berkiprah pada bidang publik, kesempatan untuk memasuki arena publik telah diberikan oleh pemerintah.

          Tulisan ini bertujuan mengkaji suatu budaya masyarakat yang meletakkan peran perempuan secara seimbang antara aspek domestik dan publik yaitu pada budaya To Kaili (orang kaili) di Kota Palu. Melalui tulisan ini diharapkan perempuan dapat belajar dan memahami keragaman budaya masyarakat dalam memperlakukan anggota masyarakatnya, antar laki-laki dan perempuan. Dan menjadi pembelajaran untuk memilih peran yang disandang sesuai dengan tujuan hidup. Ketika ada perempuan yang mendapat kesempatan untuk memilih perannya, misalnya lebih terbuka untuk beraktifitas pada peran publik, atau peran sosial, namun memilih untuk mengabdikan diri di ranah domestik, pilihan itu janganlah dianggap kurang bergengsi karena tidak secara langsung menghasilkan keuntungan dari aspek materiil. Hal ini dikarenakan di zaman sekarang walau ruang-ruang publik sudah banyak terbuka untuk dimasuki perempuan, peran perempuan sebagai “Ratu” rumah tangga yang betul-betul murni sebagai ibu rumah tangga adalah suatu yang istimewa dan ada kemungkinan di waktu-waktu akan datang menjadi pekerjaan yang langka , karena untuk menjadi ibu rumah tangga diperlukan kecerdasan emosional tersendiri; mengatasi kejemuan pekerjaan yang sama haridemi hari, mungkin mengabaikan jenjang pendidikan yang telah ditempuh, belum lagi bila tidak bisa menambah pendapatan rumah tangga karena hanya suami sebagai pencari nafkah tunggal.


Sumber : Jurnal Online Kinesik Vol. 4 No. 1 April 2017


۞ الحمد لله ربّ العٰلمين ۞

-------------------------------------------------------------

0 comments:

Posting Komentar

۞ PETA LOKASI Wilayah ۞
۞ MEDIA - SOSIAL ۞