Perempuan Kaili
Tulisan atau catatan
khusus tentang perempuan Kaili sangat
sulit diketemukan, dibuat atau didokumentasikan.
Sumber-sumber yang didapat biasanya
diperoleh dari cerita atau tuturan (lolita) dari
beberapa orang tua (totua) yang jumlahnya kian
sedikit dimakan usia, atau bila diketahui oleh
beberapa orang muda, pengetahuan tersebut belum
banyak dibuat dalam sebuah tulisan yang bisa
menjadi sumber rujukan dalam menganalisis kedudukan
dan peran perempuan di tanah Kaili.
Pada masyarakat
Kaili kedudukan dan hak perempuan
dalam kehidupan sosialnya dianggap terhormat
dan tinggi. Ini sangat terkait dengan
mitos to manuru yang menjelaskan tentang
asal muasal pemimpin pada suku Kaili. Mitos
to manuru adalah
kisah tentang penjelmaan manusia dari
kayangan yang diyakini oleh masyarakat
kaili sebagai cikal bakal pemimpin atau
penguasa yang membawa pengaruh dalam kehidupan
masyarakat. Mitos ini menceritakan tentang
seorang tomalanggai ( laki-laki sakti yang kemudian menjadi penguasa kelompok ) yang mengawini seorang wanita jelmaan dari dalam bambu kuning keemasan ( Bolo Vatu
Bulava ). Dari perkawinanan keduanya
lahir para pemimpin yang secara
turun-temurun menjadi penguasa pada
beberapa kerajaan di suku Kaili.
Masyarakat Kaili
meyakini bahwa kehadiran to manuru
sebagai isteri memberi pengaruh besar
bagi perubahan sosok tomalanggai dimana kesaktian
dan pengaruhnya semakin bertambah disertai
sikapnya yang semakin arif dan bijaksana. Faktor
inilah yang membentuk karakter anak
yang menjadi pengganti dan penerus tomalanggai dan diangkat sebagai raja pertama tetap mewarisi ilmu dan sikap yang dimiliki oleh ayahnya. Peran to manuru sebagai ibu juga memberi andil besar dalam membentuk
karakter anaknya dengan memberikan nasihat-nasihat untuk menjalankan
pemerintahan yang bijaksana.
Mitos to manuru juga menjadi dasar bagi masyarakat Kaili dalam
mendefenisikan kedudukan perempuan dan laki-laki dalam masyarakat. Salah satu
contoh bagaimana kedudukan perempuan turut serta dilibatkan dalam membahas masalah-masalah
pemerintahan dan kemasyarakatan adalah dengan keharusan ibunda raja untuk hadir
dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam membahas masalah kerajaan dan kemasyarakatan
pada lembaga kerajaan. Mitos ini juga menjadi dasar bagi masyarakat Kaili dalam
mendefenisiskan kedudukan perempuan dan laki-laki dalam masyarakat. Salah satu
contoh bagaimana kedudukan perempuan turut serta dilibatkan dalam membahas
masalah-masalah pemerintahan dan kemasyarakatan adalah dengan keharusan ibunda
raja untuk hadir dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam membahas masalah
kerajaan dan kemasyarakatan pada lembaga kerajaan. Hal ini membuat pada masyarakat
Kaili, bangunan keluarga terbentuk dari hubungan kekerabatan yang dibangun
berdasarkan prinsip Bilineal. Pada prinsip bilineal terdapat beberapa ketentuan
atau aturan tertentu diperhitungkan berdasarkan garis keturunan ibu (matrilineal)
dan untuk beberapa ketentuan atau aturan tertentu diperhitungkan berdasarkan
garis keturunan ayah (patrilineal) (Nisbah, 2012).
Kepemimpinan perempuan pada
sektor publik pada masyarakat Kaili di Sulawesi Tengah sesungguhnya merupakan
fenomena yang telah ada sejak sistem pemerintahan kerajaan masih berlaku.
Secara historis, terdapat beberapa kerajaan yang secara langsung dipimpin oleh
perempuan. Kerajaan-kerajaan ini bahkan mengalami momentum kejayaaan selama
beberapa periode dalam sejarah Tanah Kaili. Tercatat diantaranya Gonenggati di
kerajaan Banawa Donggala, Sairalie (madika kedua) dan Pue Bawa (Madika kelima)
dari kerajaan Sigi di Sigi, Vumbulangi dari kerajaan Bangga di Sigi serta
beberapa raja-raja perempuan lainnya yang terus menjalin hubungan dengan
beberapa kerajaan lainnya melalui proses kawin-mawin (Abdullah, 1975 : 30).
Perempuan Kaili juga sangat
diharapkan agar dapat dekat dengan keluarga. Konsep ni linggu
mpo toboyo (melingkar seperti buah labu), bermakna sejauh-jauh
perempuan beraktifitas, tetap kembali pada keluarga untuk berbakti, seperti
tanaman buah labu yang menjulur jauh batang-batangnya namun tetap terkait
dengan akarnya.
/
0 comments:
Posting Komentar