Rabu, 22 Januari 2025

Hakikat SINTUVU Dalam Kearifan Lokal

Silahkan bagikan :
۞ السَّــــــلاَمُ عَلَيْــــــكُمْ وَرَحْمَــةُ اللــــهِ وَبَرَكَاتُــــــــــهُ ۞
۞ بســـــــــــــم اللّـــه الرّحمٰن الرّحيـــــــــــــم ۞
-------------------------------------------------------------

 

          Indonesia adalah bangsa yang multikultur dengan keberagaman suku, agama, ras, dan adat istiadat. Semangat kebersamaan dalam slogan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pengikat keberagaman bangsa Indonesia mulai luntur dengan maraknya berbagai konflik. Jati diri bangsa Indonesia yang cinta damai dan memiliki budaya kebersamaan atau solidaritas perlahan terkoyak dengan maraknya berbagai konflik berlatar belakang sosial budaya. Bertolak dari persoalan-persoalan tersebut di atas, kajian tentang budaya sintuvu masyarakat Kaili bertujuan untuk  menemukan dan menganalisis hakikat budaya  sintuvu  berdasarkan historisitas dan kehidupan konkret masyarakat Kaili.   

          Berdasarkan analisis hasil penelitian menggunakan teori filsafat kebudayaan Cornelis Anthonie van Peursen, diperoleh hasil bahwa sintuvu adalah budaya masyarakat Kaili yang dipahami sebagai prinsip persatuan atau gotong royong. Nilai-nilai  sintuvu dibangun dari konsep kebersamaan masyarakat Kaili yang ditemukan sepanjang perjalanan sejarah dan kehidupan konkret  masyarakat Kaili.  Sintuvu dikenal sejak masa  Tomalanggai dan berkembang sejak masa kerajaan (kemagauan) di Tanah Kaili Sulawesi Tengah abad ke-15 sebagai budaya kebersamaan masyarakat Kaili yang  bersumber dari kehidupan sehari-hari.  Selain  sintuvu, masyarakat kaili mengenal beberapa kearifan tentang kebersamaan diantaranya ajaran nosarara nosabatutu, ada nosibola, libu ntodea, dan tonda talusi. Kearifan-kearifan dalam budaya Kaili tersebut mempunyai korelasi dengan konsep sintuvu  sebagai budaya persatuan atau gotong royong, sehingga penting untuk dikaji dalam rangka menemukan nilai yang sebenarnya dari konsep  sintuvu. 

          Nilai-nilai kearifan yang lahir dari ajaran  nosarara nosabutu adalah nilai-nilai kekeluargaan dan persatuan. Nilai-persatuan dalam  nosarara nosabatutu berkembang dalam budaya  sintuvu  menjadi persatuan yang didasari oleh musyawarah mufakat (libu ntodea). Keterbukaan masyarakat Kaili ditunjukkan dalam beberapa cara dan sikap penerimaan yang baik terhadap etnik lainnya. Ada nosibolai adalah salah satu bentuk keterbukaan masyarakat Kaili terhadap etnik lainnya melalui tradisi kawin mawin. Konsep  sintuvu dalam  realitas konkret diimplementasikan dalam sistem disebut tonda talusi,  yaitu falsafah masyarakat Kaili tentang tiga penyangga kehidupan antara individu dengan alam semesta, sesama manusia, dan Tuhan. Tonda talusi dalam era kekinian menjadi media penyelesaian konflik dalam masyarakat, melalui musyawarah antara pemerintah, tokoh agama, dan tokoh adat. Korelasi sintuvu  dengan kearifan-kearifan budaya kebersamaan lainnya dalam masyarakat Kaili, menunjukkan bahwa sintuvu mempunyai landasan nilai yang memadai sehingga dapat disebut sebagai prinsip persatuan masyarakat Kaili dan masih relevan hingga sekarang. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai yang mendasari konsep sintuvu adalah  harmoni, kekeluargaan, semangatberbagi, solidaritas,  musyawarah mufakat, tanggungjawab, dan keterbukaan.   


۞ الحمد لله ربّ العٰلمين ۞

-------------------------------------------------------------

0 comments:

Posting Komentar

۞ PETA LOKASI Wilayah ۞
۞ MEDIA - SOSIAL ۞