1. Ajak anak untuk berdiskusi
Tak dapat dipungkiri jika masa remaja adalah masa paling sibuknya
anak. Namun ketika anak dan Anda sama-sama punya waktu luang, manfaatkanlah
untuk saling bertanya kabar dan bertukar cerita.
Anda bisa memancing obrolan dari topik yang paling sederhana.
Misalnya, menanyakan apa saja aktivitas anak di sekolah dan bagaimana anak Anda
biasanya bergaul dengan teman-temannya. Setelah itu, barulah Anda giring
obrolan ke topik utama. Jelaskan pada anak apa itu pergaulan bebas secara umum,
apa saja hal-hal yang masuk ke dalam tindakan tersebut, dan apa bahayanya bagi
anak Anda juga orang-orang di sekitarnya.
Jelaskan secara perlahan dengan bahasa yang mudah dimengerti anak.
Persilakan anak untuk bertanya tentang hal apa saja yang sekiranya masih
membuat mereka bingung. Jangan sungkan untuk mengatakan ‘tidak tahu’ jika Anda
memang belum mengetahui jawaban dari pertanyaannya.
2. Kenali setiap teman-teman anak Anda
Dalam banyak kasus, perilaku anak remaja tercermin dari lingkungan
perteman mereka sehari-hari. Ya, kasus penyalahgunaan narkoba, minuman keras,
bahkan seks bebas bisa dipicu jika anak-anak Anda bermain dan berkumpul di
lingkungan yang mendukung hal-hal tersebut.
Nah, maka dari itu, pastikan Anda mengenali semua teman-teman anak
Anda dengan baik. Bila perlu, mintalah anak Anda untuk mengajak teman-temannya
ke rumah dan berkenalan dengan Anda.
Mengetahui lingkaran perteman anak juga memungkinkan Anda untuk
mengenal orangtua anak-anak lain. Alhasil, Anda juga bisa bertukar pikiran dan
informasi tentang tips mendidik anak dengan orangtua lainnya.
3. Awasi aktivitas anak sehari-hari
Usahakan Anda selalu memantau dan mengawasi semua kegiatan yang
anak-anak lakukan. Anda bisa meminta anak Anda mengabari setiap kali mereka
akan beraktivitas atau pergi ke suatu tempat. Pastikan juga Anda mengetahui
kapan mereka akan pulang.
Anda bisa berkirim pesan singkat, menelepon, atau melakukan
panggilan video dengan anak Anda guna memastikan kabar dan keberadaannya. Berikan
pemahaman pada anak bahwa apa yang Anda lakukan ini bukan sebagai bentuk
kekangan, tapi pengawasan.
Pada dasarnya, setiap orangtua punya caranya masing-masing untuk
mengawasi anak-anaknya. Apa pun caranya, pastikan bahwa anak Anda tidak merasa
keberatan atau bahkan tertekan dengan hal tersebut. Sepakati apa yang paling
baik untuk anak dan juga diri Anda sebagai orangtua.

Sebenarnya pergaulan bebas yang dilakoni
para remaja ini merupakan sebuah persoalan yang kompleks dan tidak dapat
dilihat secara sekilas saja. Beberapa penyebab yang menjadi latar belakang
pergaulan bebas tersebut antara lain:
Kurangnya Pengawasan Keluarga – Kurangnya
kontrol sosial dari lingkungan terutama keluarga membuat seorang remaja merasa
bebas untuk melakukan apa yang dia anggap benar dan tidak mendapatkan bimbingan
tentang hal yang benar dan salah. Kekurangan perhatian di rumah sering membuat
anak melakukan cara membahagiakan diri sendiri yang salah.
Lingkungan yang Kurang Baik – Apabila
seseorang tidak mendapatkan contoh yang baik dalam kesehariannya atau tumbuh
dalam lingkungan yang bebas, maka ia tidak akan tahu bagaimana caranya bergaul
sesuai dengan norma yang telah ditetapkan dalam masyarakat.
Salah Memilih Teman – Teman yang dimiliki
dapat memberikan pengaruh positif dan juga negatif, bahkan bisa mempengaruhi
seseorang untuk melakukan pergaulan bebas. Apabila seseorang tidak memilih
teman yang dapat memberikan pengaruh positif, maka ia dapat terjerumus kepada
pergaulan bebas.
Akses Informasi – Kemudahan mendapatkan
beragam informasi juga turut mendorong terjadinya pergaulan bebas. Anak kecil
sekalipun dapat mengakses informasi yang tidak sesuai dengan norma dan adat
ketimuran a tau keagamaan, misalnya informasi yang memuat konten
mengenai hal – hal berbau seksual yang mudah ditiru.
0 comments:
Posting Komentar