Senin, 14 Juni 2021

Mengenal Lebih Jauh Makam di tengah Danau Lindu.

Silahkan bagikan :
۞ السَّــــــلاَمُ عَلَيْــــــكُمْ وَرَحْمَــةُ اللــــهِ وَبَرَكَاتُــــــــــهُ ۞
۞ بســـــــــــــم اللّـــه الرّحمٰن الرّحيـــــــــــــم ۞
-----------------------------------------------------------------------

 



Mengenal Lebih Jauh Makam di  tengah Danau Lindu.

Berkunjung ke danau Lindu di Kabupaten Sigi,  tak lengkap rasanya jika tak menapakan kaki ke   pulau kecil  yang berada di tengah  danau tektonik tersebut. Terletak pada ketinggian 1000 mdpl,  di tengah danau sepanjang 9,6 Km dan memiliki lebar 4,8 Km itu, terdapat pulau kecil bernama Pulau Bola. Di pulau itulah dijumpai  kuburan  tradisional yang disebut ‘lumu’, yaitu  berupa batang kayu didalamnya  berisi jasad Maradika  Lindu.

Sekiranya sangatlah sulit untuk mengorek informasi tentang sosok maradika  yang  jasadnya  diletakkan  dalam batang pohon tersebut. Bahkan sebatas menyebutkan nama beliau  saja,  masyarakat sekitar Danua Lindu  harus memegang kepala mereka, hal itu di lakukan  karena adanya kepercayaan ‘Pamali/Nakapali’yaitu kepercayaan bila menyebut nama Orang Tua atau sosok yang dikeramatkan  tanpa memegang Kepala, maka akan mendapatkan marabahaya. Paling tidak dari masyarakat setempat, kemudian didapatkan informasi bahwa empunya makam di  Pulau Bola itu bernama ‘Maradindo’.

Adalah Albert Christian Kruyt , Etnograft  sekaligus  penginjil berkebangsaan Belanda yang menuliskan sedikit informasi tentang keberadaan Makam di Pulau Bola tersebut ke dalam bukunya  berjudul; De West Toradja OP Midden Celebes, terbit tahun 1932. Buku tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia pada tahun 1984, melalui proyek Pengembangan Permuseuman Sulawesi tengah.

Dalam Terjemahan itu , pada halaman 18-19 Kruyt menuliskan  Bahwa  nama Maradindo adalah saudara dari Bulu. Dimana Bulu merupakan orang yang  menurunkan Raja-raja yang berada di Kulawi dan Pipikoro. Maradindo digambarkan sebagai seorang maradika yang sangat disegani pada eranya, Ia juga dikenal dengan nama mPo Randu.

Dituliskan Kruyt bahwa Maradindo  sebagai orang berilmukanuragan yang tinggi, di masa hidupnya ia dipercaya mampu berjalan di atas air serta  mengendalikan hewan-hewan  yang ada di sekitarnya. Setelah wafatnya pun makam beliau digunakan  sebagai tempat berkumpulnya orang-orang Lindu yang hendak pergi berperang, lalu sepulangnya dalam peperangan itu  orang-orang Lindu meletakan bagian tubuh lawan mereka pada  makam kayu (lumu)  Maradindo.

Pada Tahun 1902 ,  Paul dan Fritz Sarassin mendokumentasikan kuburan Maradindo. Menurut Penduduk Lokal, Kuburan Kayu (lumu) Maradindo terbuat dari batang pohon Palio, oleh karena itu Maradindo acap kali sebut sebagai To I Lumu Palio yang berarti Orang yang berbaring dalam kayu Palio.

Kisah Sosok Maradindo masih menyimpan sejuta misteri, Jika saja Penginjil Belanda tak menuliskan sedikit tentangnya, kita tak akan tahu , siapa dan bagaimana Leluhur Orang Lindu itu.

-

-

Foto: Makam kayu (Lumu) di Pulau Bola, Danau Lindu

Penulis : Mohammad Antho


Sumber : Historia Sulteng

 

 

 

 


۞ الحمد لله ربّ العٰلمين ۞

----------------------------

0 comment:

Posting Komentar

۞ SEKRETARIAT SEMENTARA DEWAN ADAT KAB. SIGI ۞
۞ MEDIA - SOSIAL ۞