Anwar Hafid dan Reny Lamadjido Dianugerahi Gelar 'Tao Doka', Raja Buol: Ini Amanah untuk Pemimpin Besar!
BUTOLPOST Gubernur Sulawesi Tengah Dr. H. Anwar Hafid,
M.Si dan Wakil Gubernur dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK, M.Kes resmi dianugerahi
gelar kehormatan Tao Doka—yang berarti "Orang Besar"—oleh Raja Buol,
Moh. Syafri Turungku, dalam sebuah prosesi adat penuh khidmat di Istana Raja
Buol, Selasa (27/5/2025).
Gelar sakral ini bukan sekadar
simbol. Ia menjadi penanda kepercayaan mendalam dari masyarakat adat Buol
kepada pasangan pemimpin Sulawesi Tengah ini. Anwar Hafid menyampaikan rasa
haru dan terima kasih atas penyambutan yang hangat serta kehormatan yang
menurutnya memiliki makna spiritual dan historis yang besar.
“Kami akan menjaga amanah ini
dengan sebaik-baiknya, untuk mengabdi lebih tulus dan bekerja lebih keras demi
masyarakat Sulawesi Tengah,” ungkap Gubernur dengan suara bergetar.
Kunjungan kerja perdana Anwar
Hafid bersama jajaran Pemprov Sulteng ini memang dimulai dari Kabupaten
Buol—wilayah paling utara dan terluar dari provinsi. Bagi Anwar, pemilihan Buol
sebagai titik awal bukan kebetulan. Ini adalah simbol komitmen untuk membangun
dari pinggiran, membuktikan bahwa tidak ada daerah yang dianaktirikan dalam
kepemimpinannya.
Yang menarik, kunjungan ini bukan
yang pertama. Sekitar tujuh bulan lalu, Anwar Hafid telah menjalin silaturahmi
ke istana yang sama. Maka, ketika gelar Tao Doka disematkan, ia merasa seperti
kembali ke rumah kedua—rumah yang kini memberinya nama baru dan beban tanggung
jawab yang lebih besar.
“Saya memohon doa dari seluruh
masyarakat Buol agar kami diberi kekuatan dan kesehatan dalam memimpin menuju
‘Sulteng Nambaso’—Sulawesi Tengah yang Bangkit, Sejahtera, dan Berkelanjutan,”
tambahnya.
Dalam prosesi penobatan yang dipimpin langsung oleh Raja Moh. Syafri Turungku dan dihadiri oleh Permaisuri, tokoh adat, serta jajaran Forkopimda, suasana penuh kearifan lokal dan nilai luhur begitu terasa.
Hadir pula Bupati dan Wakil
Bupati Buol, para tokoh masyarakat, pemuda, dan seluruh unsur pemerintah
daerah. Hari itu, Buol tidak hanya menjadi tuan rumah, tetapi juga saksi
sejarah lahirnya pengakuan adat kepada pemimpin yang berjanji membawa perubahan
nyata.***
Sumber : DISINI
0 comment:
Posting Komentar