Budayawan Sulawesi Tengah, Sofyan
Ing berpendapat, Pitunggota atau tujuh wilayah, adalah tujuh sub etnis dari
suku kaili. Tujuh sub etnis itu, yaitu Topo (yang menggunakan bahasa) Ledo,
Topo Ija, Topo Ado, Topo Unde, Topo Rai, Topo Da’a dan Topo Tara.
“Topo Ledo berasal dari
pegunungan sebelah timur di atas bukit Paneki yang disebut Lando Raranggonao
sekarang ini Topo Ledo bermukim di kota Palu kearah selatan samapai Kecamatan
Dolo sampai dengan sungai wera di barat,” jelas Sofyan Ing.
Sedangkan menurutnya, Topo Ija
pada awalnya, bermukim di sebelah utara danau lindu di lereng gunung yang
disebut Leu, Silonga, Volau, Uwemalei, dan Sigi Pulu. Sekarang ini To Ija,
menurutnya, bermukim di Bora, Watunonju, Oloboju dan dataran Palolo serta
Sibowi.
Selain itu, Topo Ado awalnya
bermukim di lereng pegunungan sebelah timur tenggara, Namun sekarang ini
bermukim di sebelah selatan wilayah pemukiman Topo Ledo, kearah selatan
berbatas dengan Kuala Saluki dan Kuala Tiva batas wilayah Desa Bangga. To Unde
yang awalnya bermukim di lereng gunung Kangihui dan gunung Kayunaya. Sekarang
ini Topo Unde umumnya bermukim di kecamatan Banawa, dan Banawa Selatan.
Topo Rai pada awalnya, bermukim
di lereng gunung Pombare Basa atau Parampata. Sekarang, Topo Rai umumnya
bermukim mulai dari Kecamatan Banawa Palu Utara kearah utara sampai dengan
kecamatan Balaisang. Topo Tara awalnya bermukim di lereng gunung sebelah timur
Kota Palu di bagian utara dari pemukiman Topo Ledo. Sekarang Topo Tara bermukim
di Kecamatan Palrigi, Sausu, Sebagiam Kecamata Ampibabo, serta beberapa
kelurahan di Kecamtan Palu Timur.
“Sedangkan Topo Da’a yang kita
kenal dengan To Lare, tetap berdiam di sebelah barat Kota Palu dan Kecamatan
Marawola. Sekarang ini tergabung dalam wilayah Kecamatan Tinembani dan Pekava,”
sebut salah satu Ketua PB Akhairaat ini.
Uniknya, kata Sofyan, tujuh sub
etnis ini terdapat tujuh pula pula Dewan Adat Pitu Nggota yaitu, Magau di Sigi,
Galara di Banawa, Pabisara di Pulu, Baligau di Dolo, Jogugu di Dolo, Punggava
di Pinombani dan Kapita di Behoa.
Kata Sofyan Ing, bahkan Sub Etnis
ini mendirikan tujuh kerajaan di tanah kaili. “Yaitu, Kerajaan Pujananti di
Ganti, Kerajaan Tatanga di Palu, Kerajaan Baloni di Sigi, Kerajaan Tinombani di
Dombu, Kerajaan Sidiru di Sibalaya, Kerjaan Pemantoa atau Parampata di Sindue
dan Kerajaan Sausu atau Parigi,” jelas Sofyan Ing.
Ia menyebutkan, tiap kerajaan
melaksanakan pemerintahannya secara otonom namim tetap terikat pada posisi dan
fungsi masing-masing dalam adat. Namun meskipun demikian tidak pernah terjadi peperangan
anatara kerajaan. Hal ini menuruntya, karena masing-masing kerajaan patuh pada
hukum adat yang mengikat. (nanang
Sumber : KOTA PITUNGGOTA
LEMBAGA LEGISLATIF PITUNGGOTA dan
PATANGGOTA
Tentang Pitunggota dan Patanggota
Pada abad ke-13, di Sulawesi
Tengah sudah berdiri beberapa kerajaan seperti kerajaan Banawa, kerajaan
Tawaeli, kerajaan Sigi, kerajaan Bangga, dan kerajaan Banggai. Pengaruh Islam
ke kerajaan-kerajaan di Sulawesi Tengah mulai terasa pada abad ke-16. Penyebaran
Islam di Sulawesi Tengah ini merupakan hasil dari ekspansi kerajaan-kerajaan di
Sulawesi Selatan. Pengaruh yang mula-mula datang adalah dari kerajaan Bone dan
kerajaan Wajo.
Pengaruh Sulawesi Selatan begitu
kuat terhadap kerajaan-kerajaan di Sulawesi Tengah, bahkan sampai pada tata
pemerintahan. Struktur pemerintahan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Tengah
akhirnya terbagi dua, yaitu:
* berbentuk Pitunggota dan
* berbentuk Patanggota .
Pitunggota adalah suatu lembaga
legislatif yang terdiri dari tujuh anggota dan diketuai oleh seorang Baligau.
Struktur pemerintahan ini mengikuti susunan pemerintahan ala Bone dan terdapat
di kerajaan Banawa dan kerajaan Sigi.
Patanggota adalah struktur
lainnya, merupakan pemerintahan ala Wajo dan dianut oleh kerajaan Palu dan
kerajaan Tawaeli. Patanggota Tawaeli terdiri dari Mupabomba, Lambara, Mpanau,
dan Baiya.
Pitunggota atau tujuh wilayah,
adalah tujuh sub etnis dari suku kaili:
* Topo (yang menggunakan bahasa)
Ledo,
* Topo Ija,
* Topo Ado,
* Topo Unde,
* Topo Rai,
* Topo Da'a dan
* Topo Tara.
Tujuh sub etnis ini terdapat
tujuh pula Dewan Adat Pitu Nggota yaitu:
* Magau di Sigi,
* Galara di Banawa,
* Pabisara di Pulu,
* Baligau di Dolo,
* Jogugu di Dolo,
* Punggava di Pinombani dan
* Kapita di Behoa.
Sub Etnis ini mendirikan tujuh
kerajaan di Tanah Kaili:
Kerajaan Pujananti di Ganti,
Kerajaan Tatanga di Palu,
Kerajaan Baloni di Sigi,
Kerajaan Tinombani di Dombu,
Kerajaan Sidiru di Sibalaya,
Kerjaan Pemantoa atau Parampata
di Sindue dan
Kerajaan Sausu atau Parigi .
Dewan Adat Pitunggota kerajaan
Ngata Kaili abad ke-12
0 comments:
Posting Komentar