Rabu, 29 Januari 2025

Kisah Singkat Hi. Ahmad Lagong

Silahkan bagikan :
۞ السَّــــــلاَمُ عَلَيْــــــكُمْ وَرَحْمَــةُ اللــــهِ وَبَرَكَاتُــــــــــهُ ۞
۞ بســـــــــــــم اللّـــه الرّحمٰن الرّحيـــــــــــــم ۞
-------------------------------------------------------------

 

PROFIL HAJI AHMAD LAGONG





Profil Ulama dan Bangsawan 

          Kegemaran dan ketangguhan orang Bugis dalam membuat dan  menakhodai kapal laut telah berdampak banyak dalam sistem sosial  budaya masyarakat nusantara. Toponimi kota-kota pantai di Indonesia,  terukir dalam sanubari bahwa betapa lalu lintas laut sebagai satu-satunya sarana transportasi antar pulau pernah mewarnai dinamika  transformasi sosial. Salah satu transformasi sosial itu adalah  penyebaran agama Islam, yang secara faktual hingga kini secara  mayoritas dianut oleh masyarakat pesisir. 

Lembah Palu, sebagai komunitas masyarakat pantai juga masuk  dalam rangkaian dinamika penyebaran Islam nusantara. Para penganjur  agama Islam yang masuk di Lembah Palu, sejak kedatangan Abdullah  Raqi yang bergelar Datokarama pada awal abad ke-17, yang kemudian  silih berganti kedatangan para ulama hingga masuk abad ke-20,  pelayaran laut menjadi alat transportasi untuk menjalankan misi  dakwah di Tanah Kaili. Tampaknya, perjalanan dakwah adalah misi  elitis yang mampu memanfaatkan sarana canggih di zamannya.  Demikian pula dari segi pendanaan, tentu dengan sokongan keuangan  yang sangat memadai. Sejarah perantauan adalah kilasan riwayat  kekayaan bagi orang-orangyang berprofesi di bidang itu. 

Haji Ahmad Lagong, adalah saudagar elit dari tiga komponen;  kaya, berilmu, dan bangsawan bugis Arung Matowa Wajo. Misi dakwah  terpatri dalam dirinya, sebagai hamba Allah yang telah menerima ajaran  Islam. Dalam kajian ilmu dakwah, ditandai bahwa orang-orang yang  telah menerima Islam, didorong oleh semangat tauhid untuk  menyampaikan ajaran agama Islam kepada sesama manusia. Karena  dengan menyampaikan dakwah diyakini sebagai usaha untuk  menyelamatkan orang lain yang dari siksa api neraka. Setiap umat Islam  memiliki semangat dakwah sehingga, agama Islam segera menyebar di segala penjuru dunia. Namun untuk menjangkau wilayah dakwah,  membutuhkan kemampuan ilmu, logistik dan akuistik. 

Kedatangannya di Lembah Palu pada tahun 1798 Masehi,  menggunakan perahu layar miliknya sendiri dengan membawa anak  buah kapal sebayak lima orang. Yaitu; Lasoso, Labutiti, Latjule, Lakulu,  dan Labandulu. Kapal yang dikendarai mereka bernama Sikko Nyarang  dilengkapi dengan sebuah gong besar yang senantiasa menggaung bila  dipukul ketika menjelang tiba dan sesaat sebelum berangkat ke tempat yang dituju. Kapal itu adalah pemberian dari ayahnya. 

Tiba di Kampung Lere pada dini hari menjelang subuh.  Masyarakat Kampung Lere dibangunkan oleh suara merdu yang  2 nyaring menembus kesepian malam dari suara gong kapal , yang dalam  bahasa Kaili disebut tawa-tawa. Masyarakat Lere pada waktu itu  terbangun dan berlarian menuju pantai melihat kapal dan barang-barang dagangan yang sedang dibongkar untuk selanjutnya dijual  kepada masyarakat Lembah Palu.  

Perjalanan hidup Ahmad Lagong bukan hanya di pesisir pantai  Teluk Palu, tapi juga merambah dataran lembah yaitu bergerak ke arah  selatan tepatnya di Kalukubula. Di desa ini, Ahmad Lagong  mempersunting perempuan dari kalangan bangsawan yaitu Pue  Daliyama. Keturunan mereka di Kalukubula berhasil juga menempati  status sosial di bidang keagamaan, ekonomi, sosial, dan budaya. 

Perpindahan Ahmad Lagong dari Teluk Palu menuju Kalukubula,  merupakan suatu ikhtiar pengembangan akses kehidupan dari kawasan  maritim ke kawasan agraris.

    Bersambung ...... 





Sember : https://tesa-tutura.blogspot.com/2025/01/ahmad-lagong-dalam-kisah.html


۞ الحمد لله ربّ العٰلمين ۞

-------------------------------------------------------------

0 comments:

Posting Komentar

۞ PETA LOKASI Wilayah ۞
۞ MEDIA - SOSIAL ۞