Makna silaturahmi dalam masyarakat Indonesia dipahami sebagai aktivitas berkunjung atau bertemu dengan seseorang, baik seorang kerabat maupun bukan kerabat untuk menjaga sebuah ikatan batin persaudaraan.
Namun belakangan ini, berbedanya pandangan sering kali dijadikan sebuah dasar untuk memutuskan silaturahmi. Berkembangnya teknologi yakni media sosial juga menjadi alat yang sering kali digunakan untuk memutus tali silaturahmi. Fitur blokir, unfriend, yang berujung putusnya tali silaturahmi hanya karena perbedaan pandangan berujung putusnya hubungan di dunia nyata.
Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali persaudaraan.” (HR. Bukhari Muslim).
Salah seorang Hamba Allah mengatakan silaturahmi dalam pandangan masyarakat Indonesia adalah berkunjung. Sedangkan dalam bahasa Arab adalah menyambung hubungan kekerabatan dengan leluhur, pada utamanya adalah ibu. Dalam pandangan Islam memutus silaturahmi sangat tidak tepat.
“Kalau memutus silaturahmi biasanya terjadi karena salah paham hingga terjadinya permasalahan. Namun harus ditanyakan terlebih dahulu informasi yang membuat salah paham itu benar atau tidak. Tabayun terlebih dahulu jangan sampai salah paham atau sepihak,” ujarnya.
Ia menambahkan apabila setelah dilakukannya tabayun, pendapat salah seorang pihak lebih kuat dan baik maka pendapat yang kurang baik itu harus menerima. Sehingga hal itu membuat tidak terjadinya putusnya silaturahmi.
Rasulullah bersabda, “Tidak ada satu dosa yang lebih pantas untuk disegerakan hukuman bagi pelakunya di dunia bersamaan dengan hukuman yang Allâh siapkan baginya di akhirat daripada baghyu [kezaliman dan berbuat buruk kepada orang lain] dan memutuskan kerabat.” (HR. Bukhari)
Ia menambahkan, fenomena hijrah atau berpindahnya dari tempat yang kurang baik menuju tempat yang baik dan tetap harus menjaga jarak namun tidak harus memutus silaturahmi. Menurutnya, apabila seseorang hijrah namun tetap berkumpul di lingkungan yang kurang baik maka akan ada suatu pengaruh yang kurang baik pula.
Pada saat ini dalam menjelang pemilu sering kali terjadi perdebatan perbedaan pilihan dan berujung pada putusnya tali silaturhami. Putusnya komunikasi yang sering kali terjadi berawal dari sosial media seakan lupa bahwa sesama muslim adalah saudara.
Ia menambahkan agama Islam tidak mengajarkan untuk menghujat atau bahkan mencela karena beda pandangan. Menurutnya, Rasulullah datang untuk memperbaiki akhlak, sebagai muslim harus selalu menyadari hal itu sehingga selalu berusaha untuk berakhlak yang baik.
Allah berfirman, “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS: Muhammad: 22-23)
Allah jelas melarang memutus hubungan silaturahmi baik kepada saudara kandung maupun kerabat. Segala perbedaan adalah wajar yang datangnya dari Allah. Manusia hendaknya berpegang teguh pada Alquran yang jelas menegaskan Allah tidak menyukai perbuatan memutus tali silaturahmi. Menyambung tali silaturahmi akan membawa manfaat selain dilimpahkannya pahala. Rasulullah bersabda, “Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari Muslim)
Allah akan memberikan ganjaran yang menunaikan kewajibannya dengan surga. Dalam hadis tersebut Rasulullah menyebut bahwa menyambung tali silaturahmi merupakan tuntunannnya yang kelak di akhirat segala sesuatunya akan diperhitungkan.
Tak dapat dipungkiri jika masa remaja adalah masa paling sibuknya
anak. Namun ketika anak dan Anda sama-sama punya waktu luang, manfaatkanlah
untuk saling bertanya kabar dan bertukar cerita.
Anda bisa memancing obrolan dari topik yang paling sederhana.
Misalnya, menanyakan apa saja aktivitas anak di sekolah dan bagaimana anak Anda
biasanya bergaul dengan teman-temannya. Setelah itu, barulah Anda giring
obrolan ke topik utama. Jelaskan pada anak apa itu pergaulan bebas secara umum,
apa saja hal-hal yang masuk ke dalam tindakan tersebut, dan apa bahayanya bagi
anak Anda juga orang-orang di sekitarnya.
Jelaskan secara perlahan dengan bahasa yang mudah dimengerti anak.
Persilakan anak untuk bertanya tentang hal apa saja yang sekiranya masih
membuat mereka bingung. Jangan sungkan untuk mengatakan ‘tidak tahu’ jika Anda
memang belum mengetahui jawaban dari pertanyaannya.
2. Kenali setiap teman-teman anak Anda
Dalam banyak kasus, perilaku anak remaja tercermin dari lingkungan
perteman mereka sehari-hari. Ya, kasus penyalahgunaan narkoba, minuman keras,
bahkan seks bebas bisa dipicu jika anak-anak Anda bermain dan berkumpul di
lingkungan yang mendukung hal-hal tersebut.
Nah, maka dari itu, pastikan Anda mengenali semua teman-teman anak
Anda dengan baik. Bila perlu, mintalah anak Anda untuk mengajak teman-temannya
ke rumah dan berkenalan dengan Anda.
Mengetahui lingkaran perteman anak juga memungkinkan Anda untuk
mengenal orangtua anak-anak lain. Alhasil, Anda juga bisa bertukar pikiran dan
informasi tentang tips mendidik anak dengan orangtua lainnya.
3. Awasi aktivitas anak sehari-hari
Usahakan Anda selalu memantau dan mengawasi semua kegiatan yang
anak-anak lakukan. Anda bisa meminta anak Anda mengabari setiap kali mereka
akan beraktivitas atau pergi ke suatu tempat. Pastikan juga Anda mengetahui
kapan mereka akan pulang.
Anda bisa berkirim pesan singkat, menelepon, atau melakukan
panggilan video dengan anak Anda guna memastikan kabar dan keberadaannya. Berikan
pemahaman pada anak bahwa apa yang Anda lakukan ini bukan sebagai bentuk
kekangan, tapi pengawasan.
Pada dasarnya, setiap orangtua punya caranya masing-masing untuk
mengawasi anak-anaknya. Apa pun caranya, pastikan bahwa anak Anda tidak merasa
keberatan atau bahkan tertekan dengan hal tersebut. Sepakati apa yang paling
baik untuk anak dan juga diri Anda sebagai orangtua.
Sebenarnya pergaulan bebas yang dilakoni
para remaja ini merupakan sebuah persoalan yang kompleks dan tidak dapat
dilihat secara sekilas saja. Beberapa penyebab yang menjadi latar belakang
pergaulan bebas tersebut antara lain:
Kurangnya Pengawasan Keluarga – Kurangnya
kontrol sosial dari lingkungan terutama keluarga membuat seorang remaja merasa
bebas untuk melakukan apa yang dia anggap benar dan tidak mendapatkan bimbingan
tentang hal yang benar dan salah. Kekurangan perhatian di rumah sering membuat
anak melakukan cara membahagiakan diri sendiri yang salah.
Lingkungan yang Kurang Baik – Apabila
seseorang tidak mendapatkan contoh yang baik dalam kesehariannya atau tumbuh
dalam lingkungan yang bebas, maka ia tidak akan tahu bagaimana caranya bergaul
sesuai dengan norma yang telah ditetapkan dalam masyarakat.
Salah Memilih Teman – Teman yang dimiliki
dapat memberikan pengaruh positif dan juga negatif, bahkan bisa mempengaruhi
seseorang untuk melakukan pergaulan bebas. Apabila seseorang tidak memilih
teman yang dapat memberikan pengaruh positif, maka ia dapat terjerumus kepada
pergaulan bebas.
Akses Informasi – Kemudahan mendapatkan
beragam informasi juga turut mendorong terjadinya pergaulan bebas. Anak kecil
sekalipun dapat mengakses informasi yang tidak sesuai dengan norma dan adat
ketimuran atau keagamaan, misalnya informasi yang memuat konten
mengenai hal – hal berbau seksual yang mudah ditiru.
Dikisahkan,
bahwa pada zaman dahulu, ada seorang Raja yang hidup sangat bersahaja. Hampir
separuh hidupnya digunakannya untuk menggembala domba, selain tugas utamanya
sebagai seorang Raja yang sangat disegani, bukan karena keberaniannya tapi
karena kearifannya sehingga ia disegani warganya.
Suatu hari sang Raja sedang menggembala domba-bombanya
dipadang rumput yang sangat luas dan ditumbuhi pohon kerma yang subur. Ditengah
kesibukannya memperhatikan domba-dombanya, tiba-tiba dia merasa ingin buang air
kecil, rasa kencingnya tak tertahankan lagi. Segera ia mendekati pohon kurma
sambil menoleh kekiri dan kekanan. Lalu ia duduk dan disitulah ia berkencing.
Karena dalam keadaan darurat dan tidak ada air disekitarnya,
iapun beristinja dengan menggunakan batu yang kebetulan ada didekatnya.
Perasaannya kembali legah dan iapun melanjutkan menggiring gembalaannya.
Namun tanpa disadari sang Raja, ternyata ada seorang warganya
bernama Sando yang sedang memperhatikan gerak-geriknya dari kejauhan dari balik
semak-semak. Dan ketika sang Raja sudah melangkah agak jauh, Sando mendekati
pohon kurma yang sempat disinggahi sang Raja.
" Sedang apa gerangan sang Raja tadi duduk-duduk dibawah
pohon kurma " Sando bertanya dalam hatinya.
Sando melihat dibawah pohon kurma itu, tidak ada apa-apa.
Tidak ada sesuatu yang mencurigakan. Namun ia tetap mencari sesuatu yang
mungkin baginya memberi petunjuk. Dan benar saja, Sando menemukan tiga buah
batu yang masih basah. Ketiga batu itu dipungutnya dan dibawanya kembali pulang
kerumahnya.
Keesokan harinya, salah seorang tetangga Sando mengalami
kesakitan pada bagian perutnya. Sementara salah seorang tetangganya yang lain
juga mengeluh kesakitan pada bagian kepalanya. Keduanya datang minta tolong
Sando untuk mengantarkan mereka kerumah seorang Tabibyang sudah termasyhur
namanya yang ada disuatu tempat agak jauh dari tempat tinggal mereka.
Sando berpikir sejenak, berat rasanya meninggalkan rumah dalam keadaan kosong, sementara isteri dan anak-anaknya sedang pergi menjenguk keluarganya di tempat lain. Tiba-tiba Sando teringat ketiga batu yang ditemukannya dibawah pohon kurma kemarin. Lalu dia mengambil batu tersebut dan merendamkan kedalam air minun yang disediakannya.
"Minumlah air ini, semoga saja bisa menyembukan penyakit kalian." Kata Sando penuh keyakinan.
Kedua tetangganya meminum air yang diberikan Sando pada mereka. Dan tak lama kemudian keduanya senyum-senyum. Seorang diantaranya berkata : " Tidak ada lagi rasa sakit pada bagian perut saya,"
"Saya juga tidak merasakan lagi sakit pada bagian kepala saya, " sambung seorang tetangganya yang lain. " Terima kasih Sando, rencana kita kerumah Tabib dibatalkan saja, karena rasa sakit saya sudah hilang."
Berita penyembuhan yang dilakukan oleh Sando menghebohkan warga masyarakat lainnya. Akhirnya, hampir setiap saat orang-orang berdatangan minta tolong dengan berbagai keluhan dan rasa sakit yang mereka derita. Sandopun dengan senang hati membantu sesama warga yang sedang dalam kesulitan. Dan Sando tidak mengharapkan imbalan apa-apa dari orang-orang yang minta pertelongan padanya.
Akhirnya berita yang menghebohkan inipun sampai ketelinga Raja. Kebetulan pada saat itu Sang Raja sedang mengalami gatal-gatal pada sekujur tubuhnya. Tanpa berpikir panjang, Sang Rajapun memanggil para Pengawalnya untuk segera menjemput Sando. Dan kebiasaannya bila mengalami sesuatu penyakit selalu menghubungi Tabib. Kali ini rencananya itu dia batalkan.
Sando segera memenuhi panggilan Sang Raja, sambil berkata dalam hati : " Semoga saja Allah tidak mempermalukan hambaNya dihadapan seorang Raja ......"
Dengan cara yang sama, merendam batu-batu kedalam air dan memohon kepada Sang Raja, agar air rendaman itu digunakan oleh Raja untuk mandi.
( Maaf ..... Kisah ini bersambung di kesempatan berikutnya .......)
Puasa adalah kesempatan emas yang dimanfaatkan umat Islam untuk meningkatkan kualitas imannya, karena bulan suci romadhan, adalah bulan yang penuh berkah
Bulan penuh berkah karena bulan diturunkan Al Quran, Allah melipat gandakan pahala dari setiap kebaikan yang kita lakukan, tiada hijab bagi setiap do’a bagi mereka yang berpuasa pada bulan Ramadhan, Allah membuka pintu rahmat dan magfirah. Allah bukakan pintu surga, menutup rapat pintu neraka, Allah berikan malam kemuliaan, Barang siapa mendapatkannya akan memperoleh pahala beribadah sama dengan seribu bulan, yang mengharapkan keridhoan Allah dengan berpuasa dan shalat malam, maka ia akan diampuni setiap dosa-dosanya, seperti bayi yang suci.
Bulan Ramadhan, adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah bagi kaum yang beriman, tanpa adanya kemurahan yang Allah berikan pada bulan ini, tentunya akan sangat berat bagi manusia untuk dapat masuk ke dalam surga melalui amalnya.
" Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," QS.Al.Baqarah (2 : 183)
Allah wajibkan kepada mereka yang beriman untuk melaksanakan ibadah puasa. Puasa, adalah rangkaian amal terbaik setelah syahadat dan shalat. Banyak sekali manfaat, hikmah ketika seseorang melaksanakan ibadah puasa. Kebaikannya meliputi seluruh aspek yang berhubungan dengan jasmani maupun rohani, baik secara individu maupun secara sosial.
Hikmah yang bisa diambil dari melaksanakan puasa:
Meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah.
Menumbuhkan nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah, karena sama-sama memberikan rasa lapar dan haus serta ketentuan-ketentuan lainnya.
Menumbuhkan rasa perikemanusian dan suka memberi, serta peduli terhadap orang-orang yang tak mampu.
Memperkokoh sikap tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan, karena dalam berpuasa harus meninggalkan godaan yang dapat membatalkan puasa.
Menumbuhkan sikap amanah (dapat dipercaya), karena dapat mengetahui apakah seseorang melakukan puasa atau tidak hanyalah dirinya sendiri.
Menumbuhkan sikap bersahabat dan menghindari pertengkaran selama berpuasa seseorang tidak diperbolehkan saling bertengkar.
Menanamkam sikap jujur dan disiplin.
Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri dari hawa nafsu, sehingga mudah menjalankan kebaikan dan meninggalkan keburukan.
Masalah kesetaraan di dalam keluarga perlu dijaga dengan baik agar menciptakan keharmonisan, terutama yang menyangkut peran pasangan suami istri.
Perlu diketahui bahwa kesetaraan perempuan tidak hanya berlaku dalam masyarakat saja, tetapi juga dalam membangun bahtera rumah tangga bersama pasangan.
Mungkin banyak yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan suami yang menjadi tulang punggung keluarga terkait permasalahan ekonomi. Namun, di masa sekarang di mana berlakunya kesetaraan terhadap laki-laki dan perempuan, maka sudah sepatutnya suami juga berperan penting dalam mengurus anak-anak serta pekerjaan rumah tangga.
Nah, jika Mama ingin mengetahui kesetaraan apa saja yang bisa dilakukan oleh pasangan suami istri dalam rumah tangga, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
1. Membantu istri mengerjakan pekerjaan rumah di hari libur
Pexels/amina-filkins
Jika pasangan Mama pergi ke kantor setiap harinya, mungkin akan sulit untuknya mencoba untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah.
Walau ternyata kondisinya begitu, ini bukan menjadi halangan bagi suami untuk ikut serta membantu pasangan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Ketika sedang ada waktu luang di akhir pekan atau hari libur, ada baiknya untuk membantu pasangan.
Ada beberapa hal yang bisa dikerjakan, seperti memasak, mencuci baju, menyapu dan menyelesaikan tugas lainnya. Iniasiatif tersebut secara tidak langsung dapat membantu pasangan ketika sedang ada waktu libur.
Pasangan secara tidak langsung bisa menikmati waktu untuk mengurus dan membahagiakan diri sendiri, seperti pergi ke salon atau sekadara pergi pusat perbelanjaan.
2. Istri bisa ikut membantu dalam perekonomian, usai diskusi bersama
Pexels/ekaterina-bolovtsova
Sebagai perempuan, bukan berarti hanya diharuskan mengurus rumah dan anak saja.
Seorang istri juga memiliki hak dalam membantu perekonomian keluarga. Istri yang ikut membantu perekonomian dengan bekerja di kantor atau membuat usaha sendiri, secara tidak langsung akan membantu perekonomian keluarga.
Dengan begitu, pasangan suami istri bisa saling bekerja sama untuk menghidupi keluarga mereka bersama. Namun, perlu diingat kalau istri perlu meminta izin terlebih dahulu ke pasangan apabila ingin bekerja.
Ingat harus ada kesepakatan dari kedua belah pihak!
3. Mengambil keputusan bersama
Pexels/olly
Mengambil suatu keputusan merupakan salah satu proses kerja sama yang dilakukan dalam keluarga. Suami dikenal sebagai orang yang mampu membuat suatu keputusan dalam keluarga.
Namun, tidak ada salahnya jika istri juga berperan dalam mengambil keputusan. Sebagai perempuan, istri memiliki hak juga untuk menyuarakan pendapatnya di keluarga.
4. Membantu anak dalam belajar dan mengerjakan tugas
Pexels/august-de-richelieu
Seperti yang kita ketahui, seorang anak tidak akan mampu berkembang dan tumbuh menjadi dewasa tanpa pola asuh yang diberikan oleh kedua orang tua. Pola asuh yang biasa dikenal sebagai parenting ini adalah cara ampuh untuk memahami pola pikir sang anak.
Mama dan pasangan dapat berperan dalam membantu anak belajar dan mengerjakan tugas-tugas sekolahnya di bawah pengawasan.
5. Mengantarkan anak-anak ke sekolah
Pexels/vidalbalielojrfotografia
Hal lain yang dapat pasangan bantu dalam pola asuh anak-anak adalah dengan mengantarkan mereka ke sekolah. Mungkin banyak di antara pasangan Mama-mama yang pergi ke kantor sejak matahari belum terbenam.
Namun, tidak ada salahnya jika sesekali membantu Mama dengan mengantarkan anak-anak ke sekolah. Dengan menerapkan cara ini, keterikatan hubungan antara sang anak dan orang tua akan semakin harmonis dan erat.
Itulah 5 kesetaraan antara Papa dan Mama dalam mengurus rumah tangga dan pola asuh anak-anak. Semoga bermanfaat ya, Ma!
Setelah menikah dan menjalani bahtera rumah tangga, tentulah semua pasangan menginginkan rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Rumah tangga yang bahagia tentu tidak dapat terjadi tanpa adanya proses dan pembelajaran dari masing-masing pasangan.
Namun keinginan tersebut tidak selalu terwujud dengan mudahnya. Dalam rumah tangga tentu akan ada beberapa masalah dalam menuju perjalanan rumah tangga yang bahagia.
Tetapi, setiap masalah yang muncul tentunya memiliki solusi tersendiri untuk diatasi.
Inti dari keluarga yang bahagia adalah bahwa mereka benar-benar mengangkat satu sama lain dan bahwa semua bermuara pada bagaimana mereka memperlakukan satu sama lain.
Menurut Rabbi Shmuley Boteach, seorang keluarga dan penasihat hubungan yang berbasis di New York, ia menyebutkan bahwa, "ada kegembiraan yang menjadi ciri interaksi mereka."
Contohnya saja ketika orangtua pulang dan anak-anak akan senang melihat orangtuanya pulang.
Begitu sebaliknya, ketika anak-anak pulang dari sekolah dan disambut dengan bahagia oleh orangtua mereka.
2. Saling bertukar cerita
amazonaws.com
Saling bertukar cerita bisa menjadi kunci keluarga bahagia yang bisa Mama dan Papa coba di rumah. Hal ini agar tidak terjadinya kebosanan yang menyebabkan terjadinya disgungsi mulai dari perselingkuhan hingga anak-anak yang lebih memilih bersama teman dariapda keluarga.
Mulailah dengan saling bertukar cerita mengenai kesibukan hari ini, tanyakan pada pasangan atau anak-anak bagaimana mereka melalui harinya.
Dengan bercerita, bisa membuat hubungan satu sama lain menjadi lebih dekat dan memperkuat rumah tangga yang bahagia.
3. Prioritaskan pernikahan
Freepik
Memprioritaskan pernikahan juga menjadi kunci rumah tangga yang bahagia. Banyak pasangan yang telah memiliki anak akan menjadikan mereka sebagai prioritas utama, yang pada akhirnya membuat hubungan dengan pasangan mulai berkurang.
Rabbi Shmuley Boteach juga mengatakan, "hal ini buruk bagi keluarga, karena anak-anak pada akhirnya akan keluar rumah juga."
Jadi usahakan tetap memprioritaskan pernikahan dengan saling terbuka satu sama lain perihal apapun ya, Ma!
4. Makan malam bersama keluarga
Freepik
Sering di anggap sepele, ternyata makan malam bersama keluarga juga bisa menjadi kunci rumah tangga yang bahagia lho, Ma!
Menurut Rabbi Shmuley Boteach, "makan malam keluarga sangat penting, ini bisa menjadi penghubung satu sama lain."
Boteach juga menyarankan minimal empat kali dalam seminggu Mama dan Papa menyempatkan makan malam bersama. Baik hanya berdua, ataupun mengikutsertakan anak-anak di dalamnya.
5. Menghabiskan waktu bersama
Freepik/senivpetro
Menghabiskan waktu bersama keluarga memang menjadi kunci rumah tangga bahagia yang mungkin sulit dilakukan bagi banyak pasangan. Mulai dari kurangnya waktu, hingga rasa lelah yang membuat ingin segera pergi istirahat.
Tetapi cobalah menyempatkan menghabiskan waktu bersama seperti menceritakan sesuatu sebagai pengantar tidur anak, atau saling bertukar cerita dengan pasangan sebelum tidur.
6. Prioritaskan keluarga sebelum teman
Pexels/Pixabay
"Dalam keluarga yang bahagia, keluarga didahulukan oleh teman," kata Rabbi Shmuley Boteach.
Hal ini seringkali terjadi pada anak-anak, mereka akan lebih mudah merasa bosan dan ingin mencari kesenangan di luar rumah bersama teman mereka. Biarkan mereka melakukan itu, tetapi sebagai orangtua penting memberi tahu mereka bahwa keluarga tetap lebih penting dari teman.
Sehingga dengan begitu, baik pasangan ataupun anak-anak akan tetap menempatkan keluarga sebelum teman sebagai prioritas mereka. Inilah yang menjadi kunci bahagia kehidupan rumah tangga.
7. Membatasi kegiatan anak setelah sekolah
Freepik/prostooleh
Saat ini semakin banyak anak-anak yang memiliki jadwal lebih atau ikut sibuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Hal ini membuat orangtua harus mengantarkan mereka dalam segala kegiatannya, sehingga anak-anak tidak pernah di rumah pada saat tertentu.
Bagi Rabbi Shmuley Boteach, hal ini bukanlah cara untuk membuat keluarga bahagia. Cobalah membuat kegiatan setelah sekolah sendiri melalui keluarga. Misalnya dengan mengajak anak bermain sepatu roda atau bersepeda bersama di taman dekat rumah.
8. Memiliki ritual tersendiri
amazonaws.com
"Keluarga membutuhkan ritual," kata Rabbi Shmuley Boteach. Ritual sendiri dapat bersifat keagamaan, nasional, atau bahkan khusus keluarga seperti memakan pizza bersama setiap minggu.
Barbara Fiese, PhD, profesor dan ketua psikologi di Universitas Syracuse di New York, setuju. "Keluarga bahagia memiliki ritual yang bermakna dan tidak tertekan oleh mereka," katanya. "Mereka bisa menjadi unik untuk keluargamu sendiri. Ritual cenderung membawa anggota keluarga dekat karena mereka diulang dari waktu ke waktu."
Agar ritual keluargamu tidak kaku, buatlah semenarik dan semenyenangkan mungkin, hal ini agar hubungan satu sama lain lebih dekat karena terus mengulang dari waktu ke waktu.
9. Tetap jaga intonasi suara
Freepik/drobotdean
Kunci keluarga yang bahagia juga dengan berbicara yang lembut satu sama lain, terlebih pada anak-anak. Pastikan ada lingkungan yang tenang di rumah sehingga kamu dan pasanganmu dapat menciptakan lingkungan yang damai bersama anak-anak.
Usahakan menjaga intonasi suara agar tidak berteriak terlebih pada anak. Bicaralah dengan mereka secara perlahan, beri mereka aturan dan hukuman jika mereka melanggar. Tetapi tetap usahakan untuk tidak berteriak, hal ini akan menunjukkan bahwa kamu di luar kendali dan justru akan menciptakan lingkungan yang tidak damai di rumah.
10. Jangan bertengkar di hadapan anak-anak
thebrunettediaries.com
Pertengkaran dengan pasangan mungkin menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dihindari, terlebih ketika kedua belah pihak sedang dalam keadaan yang tidak baik. Untuk mempertahankan rumah tangga yang bahagia, usahakan untuk tidak bertengkar dihadapan anak-anak.
Rabbi Shmuley Boteach mengatakan bahwa cobalah untuk tidak bertengkar di hadapan mereka, "Jika anak-anakmu melihatmu berkelahi dan berdebat, segera minta maaf dan katakan padanya, 'Kami minta maaf kamu harus melihatnya. Kami baru saja berselisih, tetapi semuanya baik-baik saja sekarang."
11. Jangan terlalu banyak bekerja
Freepik/freepic.diller
Orangtua sering beranggapan bahwa dengan bekerja lebih giat, mereka akan mendapatkan banyak uang untuk mencukupi kebutuhan anak-anak mereka.
Namun dengan bekerja terus menerus dan tidak membiarkan anak bermain bersama, tentu saja membuat anak merasa bosan. Padahal, kunci kebahagiaan rumah tangga adalah ketika pasangan dan anak-anakmu merasa dihargai dengan menghabiskan waktu bersama.
Meskipun orangtua memiliki tanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan anak dengan bekerja, tetapi tetap berikan waktu luang bagi anak-anak agar mereka tetap merasa berharga di mata orangtuanya.
12. Usahakan menjaga harmonisasi antara saudara
Daily Parent
Persaingan saudara bisa memecah belah. "Saya mencoba berbicara kepada anak-anak saya tentang betapa beruntungnya mereka memiliki saudara kandung," kata Rabbi Shmuley Boteach.
Oleh karena itu, untuk membangun rumah tangga yang bahagia dibutuhkan harmonisasi antara anak satu dengan yang lainnya. Sebagai orangtua, penting untuk menjaga harmonisasi anak-anak agar tidak terjadi pertengkaran diantara mereka.
13. Buat lelucon pribadi
Freepik
Ahli juga menyebutkan bahwa memiliki lelucon di dalam keluarga membuat hubungan satu sama lain menjadi lebih dekat dalam membangun rumah tangga yang bahagia. Kamu dan pasanganamu juga bisa memberikan nama panggilan satu sama lain yang terdengar lucu dan berbeda dari biasanya.
14. Bersikap fleksibel
Freepik/Tirachardz
Seseorang harus memiliki sikap fleksibel agar hubungan mereka berjalan tidak menegangkan dan membosankan. Begitu pula dalam membangun rumah tangga yang bahagia, kamu dan pasangan harus bersikap fleksibel kepada seluruh anggota keluarga agar lebih mudah menyeimbangi sikap satu sama lain.
15. Berkomunikasi
Freepik/prostooleh
Kunci keluarga bahagia memang tak lepas dari yang namanya komunikasi. Dalam keluarga yang bahagia, semua anggota unit keluarga harus bisa berkomunikasi secara terbuka satu sama lain.
Rose J. Perkins, EdD, profesor psikologi di Stonehill College di Easton, Mass., mengatakan bahwa keluarga yang bahagia adalah mereka yang berkomunikasi satu sama lain.
Dengan menjalankan komunikasi yang lebih terbuka satu sama lain, ini bisa membantu membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia.
Itulah kunci rumah tangga yang bahagia menurut beberapa ahli. Bisa dicoba di rumah nih, Ma. Semoga bermanfaat!
Sumber : https://www.popmama.com/life/relationship/ninda/kunci-rumah-tangga-bahagia-hubungan-suami-istri-harmonis/15
Ada 10 nasehat yang wajib di ketahui oleh para pasangan muda yang baru menikah. Untuk pasangan yang baru menikah ada baiknya jika anda mencari sedikit nasihat agar anda dan pasangan mampu menjalani kehidupan berumah tangga dengan lebih baik. Karena biasanya para pasangan muda masih sama-sama mempunyai ego, yang mungkin akan menjadi salah satu masalah untuk kedepannya.
Untuk itu akan saya coba untuk memberikan 10 nasihat agar anda mampu menjalani rumah tangga dengan baik. Sehingga anda akan mempunyai sebuah keluarga yang bahagia dan penuh dengan senyuman. Bukankah mempunyai keluarga yang bahagia merupakan impian banyak orang? Karena memiliki keluarga yang bahagia akan lebih baik dari pada harta yang melimpah.
Pesan Untuk Pengantin Baru
Dalam menjalani sebuah pernikahan, sudah tentu akan ada anak-anak yang akan mewarnai hari-hari kita. Jadi sudah sepantasnya kita memberikan mereka yang terbaik. Ketahuilah anak akan dapat merubah segalanya dalam hidup kita. Kadang membuat kita merasa bahagia, lelah, sedih, gelisah, bahkan menangis. Untuk itu janganlah pernah anda menyia-nyiakan mereka apa lagi hanya karena ego masing-masing orang tuanya. Sungguh,anak- anaklah yang akan menjadi korban, jika kita sebagai orang tua tidak mampu mempunyai rasa saling memahami terhadap pasangan. Jadi terapkanlah 10 hal dibawah ini, agar anda dapat mempunyai keluarga yang bahagia.
1) Biasakan Bersikap Terbuka
Pada tahap awal pernikahan, berusahalah untuk membiasakan diri agar selalu bersikap terbuka dan senantiasa selalu menceritakan tentang apa saja kesulitan yang dihadapi oleh masing-masing pasangan. Jika dari awal kita membiasakan diri untuk memendam rasa dan berusaha untuk menyembunyikan suatu masalah karena anda merasa khawatir jika itu akan dapat membuat pasangan anda menjadi tersinggung atau marah, memang benar, terkadang rasa cinta yang begitu besar akan membuat kita merasa tidak enak untuk membuatnya merasa tersinggung ataupun marah.
Tetapi akanlah sangat baik jika anda tetap menceritakan apapun masalah yang anda hadapi, walaupun itu akan membuat pasangan anda sedikit marah atau kecewa. Karena, merasa bahagia diatas kebohongan tidak akan lebih baik dari pada kekecewaan namun itu adalah kebenaran. Jangan sampai lama-kelamaan kita hanya akan menjadi seperti lilin yang akan membakar diri sendiri namun tidak akan mendatangkan hal yang baik untuk keluarga ataupun diri sendiri. Tetaplah belajar dan selalu berusaha untuk menyelesaikan masalah, yang pasti cobalah untuk menyelesaikan masalah dengan memuaskan hati kedua belah pihak.
2) Biasakan Diri Dengan Tahun Pertama
Tahun pertama menjadi pasangan suami istri adalah tahun yang paling menantang. Karena masing-masing harus beradaptasi dengan ‘orang baru’ yang belum kita kenal sepenuhnya. Misalnya, mertua, adik atau kakak ipar, dan juga para sepupu, sudah tentu mereka mempunyai karakter masing-masing. Dan tidak mungkin mereka semua akan menyukai apa yang kita suka, karena pada dasarnya manusia itu memang berbeda-beda sifatnya, walau saudara kandung sekalipun.
Jadi anda harus bersiap-siap untuk menerima kelebihan serta kekurangan mereka. Jika tahun pertama ini tidak ditangani dengan baik, maka akan membuat kita akan mudah terjebak dengan perselisihan dan pertengkaran. Beberapa konflik akan dapat menyebabkan masalah komunikasi yang berkepanjangan dalam kehidupan berumah tangga.
3) Bersedia Dengan Perubahan
Bersiaplah untuk melakukan beberapa perubahan pada rutinitas dan aktivitas yang biasa dilakukan ketika anda masih remaja (belum menikah). Libatkan juga pasangan Anda dalam aktivitas Anda. Jika dia tidak tertarik, sesekali berceritalah tentang minat masing-masing. Ini akan mampu mengeratkan lagi hubungan antara suami istri agar tidak menciptakan kecurigaan di kemudian hari. Lakukanlah aktivitas bersama-sama sebagai satu keluarga. Semua ini harus direncanakan dari awal, agar kehidupan berumah tangga anda berjalan dengan bahagia nantinya.
4) Bina Kepercayaan
Tanamkanlah kepercayaan yang kokoh antara satu sama lain. Anda harus tau kapan saat anda mendengar, dan kapan saat anda didengar, biasakan untuk memberi waktu kepada pasangan untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi. Janganlah terlalu cepat mengambil keputusan. Dengan membina kepercayaan sejak dini, akan membuat mudah ketika suatu saat nanti anda di hadapkan oleh suatu masalah. Karena bukan sesuatu yang tidak mungkin jika anda akan menemukan berbagai masalah dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Namun dengan adanya saling percaya masalah apapun yang akan terjadi nanti, pasti akan terselesaikan dengan mudah.
5) Prioritas Rumah Tangga
Jadikanlah pernikahan dan rumah tangga sebagai satu prioritas. Tanamkan tekad untuk selalu meluangkan waktu bersama dan ‘berkencan’ walau anda mempunyai banyak kesibukan. Ingat, pasangan anda juga pasti sangat membutuhkan kehadiran anda, telah di buktikan bahwa ada banyak keluarga yang tidak bahagia walau telah mempunyai banyak harta, Namun ada sebagian keluarga yang hidupnya sederhana, tetapi ia dapat memiliki keluarga yang bahagia. Jadi dapatkah anda mengerti bahwa rumah tangga atau keluarga haruslah menjadi prioritas yang di utamakan, agar anda bisa memiliki sebuah keluarga yang bahagia. Apa lagi ketika ada anak nantinya.
Sudah pasti kehadiran anda akan amat di butuhkan. Walaupun sudah ada anak, jangan biarkan keromantisan anda dengan pasangan akan terlupakan. Ada baiknya jika anda dan pasangan melakukan kencan sesekali, agar cinta anda tetap terjaga. Jika ingin melakukan kencan, tidak semestinya di luar dengan meninggalkan anak-anak di rumah. Kencan di rumah kan juga bisa? Yang terpenting anda bisa berdua. Berusahalah untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga. Tidak ada siapapun yang akan peduli tentang pasangan dan anak-anak Anda kecuali diri Anda sendiri.
6) Hadapi Kesulitan Bersama
Masing-masing harus siap untuk ‘evolve’ atau lakukan perubahan. Kondisi dan lingkungan mungkin akan berubah, Jadi apa yang diperbincangkan dan disepakati hari ini juga harus berubah sesuai dengan kondisi. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Untuk itu kita harus siap untuk menghadapi segala kemungkinan bersama-sama. Dengan menghadapi kesulitan secara bersama-sama maka akan membuat anda atau pasangan akan menjadi lebih baik. Setidaknya anda akan saling memberi kekuatan antara satu sama lain. Bukankah anda pernah mendengar bahwa kekuatan cinta dapat mengalahkan apapun juga. Jadi, biasakanlah untuk menghadapi setiap kesulitan secara bersama.
7) Rencanakan Tentang Masa Depan Anak Dari Awal
Sebaiknya, sebelum bayi anda lahir rencanakanlah dari awal tentang perawatan bayi, siapa yang akan menjaganya terutama jika kedua suami istri bekerja, bagaimana jadwal seharian suami istri, penyusunannya, waktu tidurnya, rutin perawatan kesehatan dan sebagainya, tidak ada salahnya juga jika anda melakukan perencanaan untuk jangka panjang di awal pernikahan misalnya tentang pendidikan anak, perencanaan keuangan dan sebagainya sehingga kita akan siap nantinya. Bersedialah untuk dapatkan bantuan jika perlu dan jangan malu untuk belajar dan bertanya dengan orang yang lebih berpengalaman dan kita percayai.
8) Rancang Keuangan Dari Awal
Setelah memiliki anak, biaya tentu akan bertambah. Maka dari itu susunlah keuangan anda dari awal. Belajarlah untuk menyimpan dari awal meskipun sedikit. Siapkan rekening tabungan untuk anak yang tidak akan diusik. Ketahuilah beasiswa dan pinjaman pelajaran sudah tidak banyak sekarang. Kita tidak tahu bagaimana kedepannya nanti, mau tidak mau anda harus bisa menjamin masa depan anak- anak anda nantinya. Paling tidak anda mampu membawa anak-anak anda minimal, masuk ke tingkat universitas. Sudah pasti anda akan membutuhkan banyak dana untuk itu. Jadi konsultasikan tentang keuangan keluarga dari awal. Pastikan kedua pihak setuju akan hal itu. Ingat, persiapkan juga untuk hari-hari sakit anak dan juga untuk diri kita sendiri nantinya.
9) Peka Terhadap Pasangan
Anda harus bisa peka terhadap pasangan anda. Jika tidak, maka akan membuat kesalahpahaman di kemudian hari. Jadi anda harus bisa mengenali satu sama lain. Misalnya, biasakanlah untuk bertanya ketika pasangan anda tidak seperti biasanya (ada yang janggal), kenali raut wajahnya, Tidak hanya itu, anda juga harus tau apa yang dia suka dan yang tidak dia sukai. Dengan begitu pasangan anda akan merasa bahwa anda mampu memberinya kebahagiaan.
10) Jangan Terlalu Ketagihan Dengan Media Sosial
Di zaman yang serba modern seperti sekarang sudah ada banyak media komunikasi yang bisa kita manfaatkan untuk berkomunikasi dengan seseorang. Namun ada banyak orang yang tidak bisa memanfaatkan media sosial dengan baik. Lebih parahnya lagi ada sebagian orang yang lebih mementingkan media komunikasinya (Hp) dari pada keluarganya sendiri.
Jika anda menginginkan mempunyai sebuah keluarga yang bahagia, maka janganlah terlalu ketagihan untuk menggunakan media komunikasi (Hp). Lebih seringlah untuk berbicara (berbincang-bincang) dengan pasangan atau anak (jika sudah punya), Karena keluarga anda jauh lebih membutuhkan anda dari pada orang-orang yang ada dalam media sosial anda. Jadi utamakanlah keluargamu sendiri. Berbuatlah yang terbaik untuk rumah tangga Anda, keluarga Anda dan anak-anak Anda. - - - 𝓢𝓮𝓶𝓸𝓰𝓪 𝓑𝓮𝓻𝓶𝓪𝓷𝓯𝓪𝓪𝓽