Minggu, 12 Januari 2020

Penguatan Budaya Kaili TOMALANGGAI

Silahkan bagikan :
۞ السَّــــــلاَمُ عَلَيْــــــكُمْ وَرَحْمَــةُ اللــــهِ وَبَرَكَاتُــــــــــهُ ۞
۞ بســـــــــــــم اللّـــه الرّحمٰن الرّحيـــــــــــــم ۞
-------------------------------------------------------------

 

TOMALANGGAI

 

"Tomalanggai" adalah sebuah diksi yang mengurai prinsip kepemimpinan pada masyarakat kaili, Diksi ini merupakan penggalan kata "toma" yang berarti "bapak atau ayah" dan "langgai" yang berarti laki-laki sehingga secara harfiah "Tomalanggai" berarti bapak laki-laki.

 

"Tomalanggai" adalah ciri peran patriarkat yang menjadi acuan sikap dan perilaku yang menandai tampilan seorang pemimpin pada masyarakat Kaili.

Secara psikologis, "Tomalanggai" menggambarkan kualitas personal pada sikap dan perilaku yang menampilkan semangat, keberanian, kekuatan, yang terpancar dari kharisma dan kewibawaan berdasarkan ciri maskulinitas yang kuat.

Bagi To Kaili, terdapat keyakinan bahwa jika seorang yang memegang kekuasaan tertinggi atau menjadi pemimpin masyarakat harus menampilkan semangat, keberanian, kekuatan, yang terpancar dari kharisma, sehingga segala masalah yang terkait kepentingan masyarakat dapat digantungkan kepadanya.

 

Dalam mitologi To Kaili, "Tomalanggai" awalnya merupakan penyebutan atau gelar yang di sematkan pada seorang pemimpin suku dalam satuan kehidupan kelompok teritori kekerabatan yang memiliki keberanian dalam mengalahkan orang atau kelompok lain. Dengan keberanian dan kekuatan yang dimiliki maka seluruh pengikut atau masyarakat tunduk dan taat kepadanya . Kemampuan dalam mengalahkan kelompok lain juga membentuk sikap kediktatoran dalam pelaksanaan kepemimpinan, namun dengan terjadinya perkawinan "Tomalanggai" dengan "Tomanuru" mempengaruhi terhadap perubahan perilaku maupun sikap "Tomalanggai" yang semula diktator berubah menjadi bijaksana. "Tomanuru" yang diyakini sebagai penjelmaan seorang dewi yang keluar dari "Bolo Vatu Mbulava" (bambu kuning emas) ditakdirkan menjadi isteri "Tomalanggai" diyakini memberi pengaruh dalam perubahan sikap dan karakter "tomalanggai" seiring bertambah pula kemampuan ilmu adi daya dan kesaktian yang dimiliki sehingga "Tomalanggai"di gelari "Tobaraka" ( Pemimpin yang disegani dan sakti).

 

Secara genealogis Keberanian dan kesaktian "Tomalanggai" kemudian menurun pada generasi penerusnya yang menjadi pemimpin dan berkuasa di tanah Kaili. Pelanjut Kepemimpinan "tomalanggai" bahkan ada yang bergelar "Tobaraka" yang diyakini mewarisi sifat-sifat Tomalanggai dengan sifat bijaksana, pemberani dan sakti.

Sifat-sifat ini menjadi dasar dan karakter kepemimpinan dalam membentuk Kehidupan masyarakat sehingga keadaan rakyat semakin mengalami kemajuan. Besarnya kepercayaan dan pengaruh kepemimpinan tersebut didalam kehidupan masyarakat membuat "Tomalanggai" memiliki pengaruh luas di masyarakat.

 

Pengangkatan seorang pemimpin masyarakat harus berada dalam kerangka untuk melindungi dan mengayomi semua anggota kelompoknya. Prinsip kepemimipinan "Tomalanggai" inilah yang secara turun temurun menjadi prinsip kepemimpinan dalam masyarakat kaili. Demikian juga keberadaan "Tadulako" yang dikenal sebagai panglima perang dalam dalam sistem pemerintahan adat dianggap mewarisi prinsip kepemimpinan "Tomalanggai"dalam menjalankan perannya.

 

Prinsip kepemimpinan "Tomalanggai" bagi masyarakat Kaili diyakini terdapat pada setiap diri calon pemimpin masyarakat yang dikodratkan menjadi pemimpin seperti halnya "Tadulako". Sifat berani dan berwibawa menjadi syarat utama yang harus dimiliki seseorang yang ditetapkan sebagai pemimpin masyarakat di tanah Kaili. Pemimpin masyarakat dengan jiwa keperkasaan idealnya mampu mengadopsi prinsip kepemimpinan "Tomalanggai" yang harus memiliki keberanian, kewibawaan, kesatria bahkan kesaktian. Dengan demikian perilaku "Tomalanggai" adalah prinsip yang ditanamkan dan harus dimiliki oleh seorang calon pemimpin.

 

Seorang pemimpin dalam masyarakat yang memiliki prinsip kepemimpinan "tomalanggai" dipastikan dapat menerapkan nasehat atau petuah ketika menjalankan kepemimpinannya. Nasehat atau petuah dari para "To Tua Nungata" adalah penjabaran prinsip kepemimpinan dari perilaku "Tomalanggai" yang senantiasa harus ditampilkan seorang pemimpin dalam masyarakat terutama dalam menjaga mata, telinga, mulut, hati, dan otak. Pemaknaan prinsip kepemimpinan tersebut tersirat pada nasehat bagi seorang calon pemimpin yaitu:

1. "Pakanoto Mata Mangantoaka", artinya seorang pemimpin harus membaca keadaan dengan penglihatan mata kepala, mana yang tidak baik, mana yang baik dan mana yang lebih baik yang akan dilaksanakan untuk perbaikan kehidupan masyarakat serta sebagai bahan untuk membuat aturan.

2. "Pakanasa Talinga Mangepe", artinya segala sesuatu yang didengar oleh telinga, harus dicermati dengan jelas dan nyata, apakah suatu berita yang didengar benar adanya atau tidak, harus dicari tahu kejelasannya agar tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain serta bisa menimbulkan konflik, karena tidak ada kepastian dan kebenaran yang didengar.

3. "Pakabelo Sumba Mojarita", artinya berkata sejujur-jujurnya, tidak boleh menyinggung perasaan orang lain, berbohong, menghina, menghujat, memfitnah. Berkata jujur dan menjaga perkataan yang baik akan dapat menciptakan persatuan dan kesatuan demi terwujudnya perdamaian dan kerukunan didalam masyarakat.

 

Prinsip yang didasari keberanian dan kewibawaan menjadi syarat penentu bagi seorang pemimpin di masyarakat. Dalam setiap proses pergantian kepemimpinan baik di organisasi kemasyarakatan, lembaga politik, eksekutif maupun legislatif selalu di tandai dengan masuknya calon-calon pemimpin yang di nilai layak karena kualitas personal harus dapat mewarisi prinsip kepemimpinan "Tomalanggai". Pemahaman yang tertanam kuat tentang prinsip kepemimpinan "Tomalanggai" pada masyarakat Kaili, menjadi kriteria tersendiri yang harus dimiliki seorang pemimpin, karena persepsi masyarakat dalam menilai kriteria pemimpin masyarakat dapat menjadi bagian dari pembentukan pemahaman nilai-nilai kepemimpinan yang terinternalisasi seiring dengan perubahan zaman.

Semoga....

 

Boyaoge, 2 oktober 2019,

NISBAH

Pemerhati Budaya Kaili


۞ الحمد لله ربّ العٰلمين ۞

-------------------------------------------------------------

0 comments:

Posting Komentar

۞ PETA LOKASI Wilayah ۞
۞ MEDIA - SOSIAL ۞